BeritaPerbankan – Masyarakat Indonesia melihat kondisi ekonomi saat ini masih sangat baik. Indeks ekonomi saat Ini (IKE) pada Juni 2022 memang melemah 114,5 dibandingkan yang tercatat pada Mei 116,4. Namun, indeks masih dalam catatan tertinggi sejak Juni 2019 dan hanya kalah dari posisi Mei 2022.
Kelompok konsumen dengan keyakinan tinggi adalah responden dengan pengeluaran Rp 1-3 juta, sementara responden dengan pengeluaran Rp 3,1-4 juta dan lebih besar dari Rp 5 juta melemah.
Pada Juni 2022, persepsi konsumen terhadap penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu juga menurun, terutama mereka dengan pengeluaran Rp 3,1-4 juta. Sejalan dengan penurunan persepsi terhadap penghasilan, keyakinan konsumen dalam melakukan pembelian barang tahan lama juga menurun.
Sebaliknya, masyarakat Indonesia semakin optimis dengan kondisi ketersediaan lapangan pekerjaan. Kenaikan indeks terjadi pada seluruh kategori pendidikan, terutama pada responden dengan pendidikan pasca sarjana.
Kenaikan indeks terjadi pada mayoritas kelompok penghasilan, terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 1-2 juta per bulan. Namun, ekspektasi konsumen terhadap kondisi usaha ke depan diprakirakan melemah 141,5 pada Juni 2022 dibandingkan 142,9 pada Mei 2022.
Sejalan dengan melandainya IKK dan usainya perayaan Hari Raya Idul Fitri, rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi juga melemah tipis menjadi 74,2% pada Juni dari semula 74,3% pada Mei 2022.
Sementara itu,rata-rata proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) tercatat 9,6%, turun tipis dibandingkan pada Mei yang tercatat 9,7%.
Diremnya konsumsi berdampak pada meningkatnya tabungan masyarakat. Proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) meningkat menjadi 16,2% pada Juni 2022, dari 16,0% pada bulan sebelumnya.
Seluruh kelompok penghasilan mengerem belanjanya, kecuali pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 3,1-4 juta dan yang lebih besar dari Rp 5 juta per bulan.
Sementara itu, porsi tabungan terhadap pendapatan naik pada seluruh kategori pengeluaran, terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 4,1-Rp5 juta per bulan.