BeritaPerbankan – Indonesia sedang mempersiapkan peluncuran satelit baru, Satria-2, dengan pendanaan sebesar US$860 juta yang berasal dari Inggris.
Direktur Utama Bakti, Fadhilah Mathar, saat acara XL Axiata Technology Days 2024 pada Rabu (7/8/2024) menjelaskan bahwa Satria-2 sudah masuk dalam proses greenbook dan sedang menjalani pemutakhiran studi kelayakan. Salah satu aspek penting dalam studi ini adalah memastikan adanya permintaan yang valid untuk penggunaan satelit tersebut.
Sebelumnya, Indonesia telah meluncurkan Satria-1 pada Juni 2023. Satria-2 diharapkan dapat meningkatkan kapasitas internet yang telah disediakan oleh Satria-1 yang memiliki kapasitas 150 Gbps dengan jaringan yang tersebar di 37 ribu titik di Indonesia dan kecepatan 3-5 Mbps per titik.
Plt. Direktur Sumber Daya dan Administrasi BAKTI, Tri Haryanto, juga memberikan penjelasan mengenai perkembangan Satria-2. Salah satu yang dibahas adalah kemungkinan penggunaan teknologi Low-earth Orbit (LEO) seperti yang digunakan oleh satelit Starlink.
Pada pertemuan di bulan Juni lalu, Tri menjelaskan bahwa penggunaan teknologi apapun dimungkinkan, asalkan teknologi tersebut efektif, serta memiliki harga dan kualitas yang baik.
LEO berada pada ketinggian 482 kilometer di atas permukaan bumi dan memiliki keunggulan dalam meningkatkan kecepatan internet serta mengurangi latensi. “Sangat dimungkinkan, asalkan teknologi tersebut efektif dan memiliki harga serta kualitas yang baik,” kata Tri.