Beritaperbankan – Emiten perbankan mendominasi penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue di pasar modal Indonesia. Hingga Oktober 2021, setidaknya terdapat sembilan emiten yang telah melaksanakan aksi korporasi tersebut dengan nilai sekitar Rp124 Triliun.
Tidak sampai disitu, diketahui masih terdapat sekitar enam emiten perbankan yang akan melakukan rights issue hingga akhir tahun ini dan dilanjutkan pada tahun depan.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna mengatakan, berdasarkan data BEI per 4 Oktober 2021 terdapat 40 perusahaan tercatat yang berada di pipeline rights issue.
“Total dana yang diperkirakan akan diperoleh melalui rights issue sebesar Rp18,91 triliun,” ujar Nyoman dalam keterangan tertulis.
Nyoman menambahkan, dari 40 perusahaan tercatat yang ada pipeline rights issue, terdapat sembilan perusahaan yang nilai rights issuenya mencapai lebih dari Rp1 trilliun, dimana 6 perusahaan di antaranya berasal dari sektor financials.
Selain itu, terdapat emiten dengan nilai right issue di bawah Rp1 triliun tersebar di berbagai sektor, diantaranya sembilan perusahaan dari sektor financials.
Seperti diketahui, belum lama ini PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) telah menyelesaikan rights issue dengan penerbitan 28,2 miliar saham baru senilai Rp95,9 triliun. Adapun aksi korporasi tersebut merupakan bagian dari pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro (UMi) bersama PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Selain BBRI, PT Bank Ina Perdana Tbk yang berkisar antara Rp4.200 hingga Rp4.380 per saham. Jumlah saham baru yang akan dilepas sebanyak 282.718.750 lembar saham atau setara 4,76% dari modal ditempatkan disetor penuh, sehingga emiten berkode BINA ini berpotensi meraup dana sebesar Rp1,23 triliun.
Selain itu, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) saat ini tengah melakukan rights issue dengan menerbitkan saham baru melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) V dengan target raihan dana Rp2,5 triliun.
Sebelumnya pada Juni lalu, BBYB juga telah melaksanakan rights issue melalui PUT IV menawarkan 832,7 juta lembar saham dengan nilai Rp300 per saham. Dari aksi korporasi ini, perseroan memperoleh dana sebesar Rp 249,82 miliar.
Lalu, terdapat beberapa emiten perbankan lainnya seperti PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) dan Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) juga disebut akan melakukan rights issue dalam waktu dekat.
BPD Banten dikabarkan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 23,39 miliar saham baru seri C dengan nominal Rp50 per saham melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) VII atau rights issue dengan harga pelaksanaan sebesar Rp77 per saham. Adapun total dana yang berpotensi diraih mencapai Rp1,8 triliun.
Kemudian, Bank Amar Indonesia disebut akan melakukan penambahan modal dengan mekanisme rights issue untuk memenuhi ketentuan modal inti bank umum dimana pada tahun ini harus mencapai Rp2 triliun.
Bank Amar akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 20 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham pada kuartal IV tahun ini setelah perseroan memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan mendapatkan penyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perseroan dijadwalkan akan menggelar RUPSLB pada 12 November 2021 mendatang.
Sebelumnya, beberapa emiten perbankan seperti Bank Jago Tbk (ARTO), PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), hingga PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) telah melaksanakan aksi korporasi serupa sejak awal tahun ini.