BeritaPerbankan – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. (BMI) telah menjalin kerja sama strategis dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman di Yogyakarta pada Rabu (7/8/2024). Acara ini dihadiri oleh Direktur Bank Muamalat Karno dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Karno menjelaskan bahwa ada dua bidang kerja sama utama antara Bank Muamalat dan PP Muhammadiyah :
- Pemanfaatan layanan, program CSR, dan jasa Bank Muamalat untuk mendukung pengembangan cabang, ranting, dan masjid yang dikelola oleh Muhammadiyah.
- kolaborasi program antara Bank Muamalat dan lembaga zakat nasional Muhammadiyah, Lazismu.
Sebagai pionir bank syariah di Indonesia, Bank Muamalat berkomitmen menyediakan pembiayaan sebesar Rp2 triliun kepada Muhammadiyah yang akan digunakan untuk mengembangkan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) seperti rumah sakit, perguruan tinggi, pondok pesantren, dan masjid.
Salah satu elemen penting dari nota kesepahaman ini adalah memberikan dukungan kepada pengurus masjid dalam memahami dan menggunakan layanan perbankan syariah. Aplikasi khusus untuk masjid yang membantu pengurus dalam digitalisasi pengelolaan keuangan masjid akan segera dipersiapkan.
Implementasi Quick Response Code Indonesia Standar (QRIS) juga akan dilakukan di masjid Muhammadiyah untuk memudahkan transaksi keuangan, seperti pembayaran donasi dan Zakat, Infaq, Shodaqah, dan Wakaf (Ziswaf) secara digital. Layanan penyimpanan dan pengelolaan dana yang diperoleh diharapkan dapat dimanfaatkan lebih efektif dan efisien untuk kemaslahatan umat.
Kerja sama lainnya meliputi pengelolaan keuangan dan program agregator haji di lingkungan Muhammadiyah. Dengan Lazismu, kerjasama berupa berkolaborasi dalam layanan keuangan syariah, penyaluran ziswaf, donasi kemanusiaan, penyaluran hasil kurban, dan pemasaran timbal balik.
Bank Muamalat juga memfasilitasi pembukaan rekening secara serentak untuk amal usaha, organisasi otonom, dan ratusan warga Muhammadiyah di Serang, Banten.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan pentingnya amanah, keterjangkauan, dan kesepakatan bersama dalam kerjasama perbankan, serta kemudahan dalam menjalankan program Muhammadiyah secara produktif.
Haedar juga mengingatkan agar perbankan syariah terus berinovasi dan tidak stagnan, menjadi alternatif perbankan yang kompetitif dan mendukung kesejahteraan umat, serta menjadi pilar pembangunan bangsa.
“Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk kerja sama karena memiliki Amal Usaha di berbagai bidang,” jelas Haedar. Ia berharap kerja sama ini dapat saling memajukan, menguntungkan, dan saling percaya. “Prinsipnya, Muhammadiyah tidak mengejar keuntungan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk memajukan, mencerdaskan, dan menyejahterakan bangsa,” tutur Haedar.