BeritaPerbankan – Tercatat, per September 2023 tabungan valas tumbuh 6,13% secara tahunan (year-on-year/yoy) atau senilai US$78,17 miliar. “Ini tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan bulan Agustus 2023. Jadi, di luar dugaan orang, bukan agak turun malah agak naik sedikit lebih cepat,” ungkap Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers KSSK, Jumat (3/11/2023).
Tingkat rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) valas mencapai 80,33%. Purbaya menyebut hal tersebut mengindikasikan bahwa likuiditas valas di pasar domestik cukup kuat. “Ini menandakan atau mengindikasikan bahwa likuiditas valas di pasar domestik cukup kuat, ruangnya cukup untuk memberi tambahan kredit ke sektor riil kalau diperlukan,” katanya.
Beberapa minggu ke belakang kurs rupiah atas dolar AS ini menjadi titik pelemahan baru dalam 3 tahun terakhir. Namun, kondisi ini mulai membaik hingga membuat rupiah berpeluang kembali menguat dalam jangka menengah menyusul kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed, yang menahan laju kenaikan tingkat suku bunga acuan.
Analis pasar mata uang Lukman Leong mengatakan sikap Ketua The Fed Jerome Powell yang cenderung menunjukkan sikap dovish akan mampu mendukung kenaikan nilai tukar rupiah untuk jangka pendek. Meskipun investor perlu menyadari, bahwa The Fed sama sekali tidak mengesampingkan kemungkinan untuk menaikkan suku bunga di masa depan.
Sementara itu, dalam jangka menengah atau mulai awal tahun depan, rupiah berpeluang kembali menguat seiring dengan perbaikan ekonomi global. “Untuk jangka menengah dan panjang, mulai awal 2024, rupiah berpotensi kembali menguat oleh harapan pemulihan ekonomi global karena bank sentral dunia sudah mulai memasuki fase untuk menurunkan suku bunga,” ujarnya.
Nilai tukar rupiah sempat ditutup melemah ke level Rp15.935,50 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (1/11/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.20 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terkoreksi 0,32% menuju level Rp15.935,50. Di tengah pelemahan ini, indeks dolar AS tercatat menguat 0,10% ke 106,77.Sebaliknya, pada perdagangan Jumat (3/11/2023), nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,65%, ditopang oleh ekspektasi pasar terhadap sikap dovish Bank Sentral Federal Reserve (The Fed).