BeritaPerbankan – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, kebijakan pembatasan penjualan kendaraan berbahan bakar fosil sudah terlebih dahulu dilakukan oleh sejumlah negara.
Untuk itu, dia meminta tim teknis lintas Kementerian/Lembaga untuk mengkaji kebijakan yang setara atau lebih baik dari negara-negara lain tersebut. Dengan demikian, penggunaan kendaraan listrik (Electric Vehicle/ EV) di Indonesia bisa lebih cepat terjadi.
Luhut menjelaskan, percepatan penggunaan kendaraan listrik ini diperlukan guna menekan anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terus membengkak setiap tahunnya. Membengkaknya subsidi BBM saat ini tak lain karena pesatnya penggunaan kendaraan bermotor di Tanah Air, terutama dalam satu dekade terakhir ini.
Setiap satu unit mobil mengonsumsi hingga 1.500 liter per tahun dan untuk setiap satu unit motor mengisi sekitar 305 liter per tahun. Adapun mayoritas kendaraan di Indonesia menurutnya “menelan” BBM bersubsidi. Akibatnya, subsidi BBM pasti akan terus membengkak.
“Atas dasar hal tersebut, pemerintah menyiapkan sejumlah strategi demi meredam kenaikan anggaran subsidi BBM. Salah satunya lewat percepatan adopsi penggunaan “Electric Vehicle” (EV) di Indonesia,” tuturnya.
Kendati demikian, dia pun menyadari pemerintah masih memiliki sejumlah tantangan untuk percepatan penggunaan kendaraan listrik di masyarakat, mulai dari perbedaan harga, regulasi, hingga ketersediaan pilihan kendaraan.
“Untuk itu, pemerintah saat ini sedang merumuskan berbagai kebijakan mengenai pemberian insentif bagi kendaraan EV roda dua dan roda empat. Skema insentif yang akan diberikan masih dihitung bersama agar kita dapat menemukan rumusan yang terbaik demi mendorong pertumbuhan pangsa pasar yang besar bagi percepatan adopsi kendaraan listrik di tanah air,” jelasnya.
“Tak lupa saya juga ingatkan agar aturan yang dibuat nanti harus relevan pelaksanaannya karena program percepatan EV ini adalah komitmen bangsa untuk mengurangi subsidi dan juga tentunya menurunkan emisi karbon lewat transisi energi yang ramah lingkungan,” tuturnya.