BeritaPerbankan – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) telah memutuskan untuk menutup sejumlah kantor cabang sebagai bagian dari upaya transformasi digital. Direktur Utama BRI, Sunarso, menjelaskan bahwa layanan cabang yang ditutup akan dialihkan kepada agen BRILink yang tersebar di warung-warung dan toko-toko kecil.
Transformasi BRI ini disebut sebagai tahap kedua atau BRIvolution 2.0, dengan tujuan untuk menjadikan BRI sebagai bank yang paling bernilai di Asia Tenggara dan sebagai juara dalam inklusi keuangan. Sunarso menekankan bahwa inklusi keuangan adalah kunci dari tahapan ini.
“Penutupan cabang sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam inklusi keuangan, dengan memanfaatkan agen BRILink guna mendukung ekonomi berbagi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif,” jelas Sunarso pada Selasa (5/11/2024).
Sunarso mengungkapkan hasil riset BRI yang menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia belum sepenuhnya nyaman dengan layanan digital dan masih memilih menggunakan agen perbankan yang lebih dekat dengan lingkungan mereka. “Bahkan, banyak yang masih lebih suka menggunakan layanan melalui warung-warung dekat rumah mereka, yang menawarkan kehadiran fisik dan sentuhan personal,” tambahnya.
Menurut Sunarso, Agen BRILink berfungsi layaknya kantor cabang BRI dalam bentuk yang lebih fleksibel, seperti warung dan toko kecil. Saat ini, agen BRILink terus bertambah jumlahnya dan mencapai 1.022.000 agen di seluruh Indonesia pada tahun ini, jauh meningkat dari sekitar 75.000 agen pada tahun 2015.
Dari sisi bisnis, agen BRILink memberikan keuntungan besar bagi BRI. Pada tahun lalu, BRI memperoleh fee sekitar Rp1,5 triliun dari agen BRILink, sementara agen-agen tersebut mendapatkan bagian fee yang lebih besar, yaitu sekitar Rp2,5 triliun hingga Rp3 triliun.
Hal ini menunjukkan bahwa layanan perbankan fisik masih dibutuhkan oleh masyarakat. Selama 2023, volume transaksi agen BRILink mencapai Rp1.427 triliun, dan hingga September tahun ini, transaksi agen BRILink telah mencapai Rp1.170 triliun.
“Keputusan untuk menutup sebagian cabang ini memungkinkan BRI tetap dapat melayani masyarakat dengan jangkauan yang lebih luas dan volume transaksi yang besar melalui agen-agen BRILink di seluruh Indonesia,” tutup Sunarso.