BeritaPerbankan– Simpanan jumbo di atas Rp 5 miliar di perbankan mengalami peningkatan sebanyak 2,3% dari bulan sebelumnya (MoM). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat hingga bulan Maret 2022 jumlah tiering di atas Rp 5 miliar mencapai Rp 3.905 miliar.
Merujuk pada Laporan Distribusi Simpanan Bank Umum edisi Maret 2022, simpanan di atas Rp 5 miliar tumbuh paling tinggi dibandingkan tiering simpanan lainnya. Simpanan orang kaya tersebut mendominasi 51,8 persen dari total simpanan baik secara bulanan maupun tahunan.
“Berdasarkan tiering simpanan, nominal simpanan terbesar terdapat pada tiering simpanan di atas Rp 5 miliar yang mencakup 51,8 persen total simpanan,” tulis LPS, Minggu (8/5).
Peningkatan jumlah simpanan jumbo di atas Rp 5 miliar tersebut disambut baik Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa. Hal itu menunjukan laju pertumbuhan ekonomi paska pandemi memberikan hasil yang baik.
Jumlah simpanan orang kaya di bank yang terus mengalami tren kenaikan menandakan pemulihan ekonomi Indonesia berangsur membaik, terlebih hal itu didorong oleh kenaikan sejumlah komoditas seperti batu bara dan minyak sawit.
“Jadi kalau orang kaya, semakin bagus ekonominya, semakin kencang tumbuhnya, dobel digit lah (simpanan orang kaya di bank), cukup baik ya tumbuh 16 persen year on year,” ujar Ketua Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam acara Silaturahmi LPS dan Perbankan di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (12/4/2022).
Purbaya memprediksi pada tahun 2022 jumlah simpanan di bank akan terus tumbuh sebanyak 8 persen hingga 10 persen dari produk domestik bruto (PDB) dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5 persen dan inflasi 3 persen.
“Itu adalah proyeksi pertumbuhan keuntungan perusahaan, kira-kira seperti itu. Nanti orang-orang kaya yang punya perusahaan semakin banyak juga duitnya, yang di bawah gajinya naik juga. Jadi kalau ekonominya semakin bagus, semuanya akan happy,” jelas Purbaya.
Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu, jumlah dana pihak ketiga (DPK) diprediksi mencapai Rp 600 triliun hingga Rp 700 triliun. Hal itu didorong oleh kenaikan harga komoditas seperti kelapa sawit dan batubara.
Selain itu faktor geopolitik terkait hubungan buruk Rusia dan Ukraina mendorong tumbuhnya permintaan dunia terhadap berbagai komoditas.
Kenaikan jumlah simpanan tidak hanya terjadi pada tiering di atas Rp 5 miliar. Simpanan di atas Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar tercatat mengalami kenaikan 0,8 persen secara MoM dengan total simpanan mencapai Rp 624 miliar atau 8,3 persen dari total simpanan di bank.
Sementara itu simpanan Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar meskipun turun secara bulanan (MoM) namun tetap tumbuh secara tahunan sebesar 5,8 persen. Tiering ini mencapai Rp 480 triliun atau 6,4 persen dari total simpanan.
Tiering di atas Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar tercatat naik 0,1 persen secara bulanan dengan total simpanan per kuartal I 2022 sebanyak Rp 548 triliun atau 7,3 persen dari total simpanan.
Kelompok simpanan di atas Rp 200 juta hingga Rp 500 juta naik 0,19 persen secara MoM dengan total simpanan hingga kuartal I 2022 mencapai Rp 632 triliun atau 8,4 persen dari seluruh simpanan di perbankan.
Tren kenaikan tidak terjadi pada tiering di atas Rp 100 juta sampai Rp 200 juta. Menyumbang 5,3 persen dari total simpanan bank atau sebesar Rp 401 triliun, tiering ini mengalami penurunan 0,31 persen secara MoM, meskipun naik 7 persen secara tahunan (yoy).
Terakhir ada simpanan di bawah Rp 100 juta yang naik menjadi Rp 954 triliun atau 12,7 persen dari total simpanan di bank.
Dalam laporannya, LPS mencatat jumlah rekening tabungan di bank umum hingga kuartal I 2022 mencapai 453,5 juta rekening atau naik 1,4 persen MoM dengan total simpanan Rp 7.544 triliun atau naik 1,3 persen secara MoM.