BeritaPerbankan – Pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit1 (M1) mencapai 13,7% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan Juli (14,9%). Uang kuasi tumbuh sebesar 4,5% (yoy) pada Agustus 2022 atau melonjak dibandingkan. Secara nominal, peredaran M1 tercatat Rp 4.440,3 triliun sementara uang kuasai sebesar Rp 3.434,1 triliun.
Lonjakan pertumbuhan uang kuasi disebabkan oleh melonjaknya simpanan berjangka dan tabungan valuta asing (valas). Simpanan berjangka valas tumbuh 1,6% pada Agustus 2022. Kondisi ini berbanding terbalik dengan kontraksi 4,7%. Pertumbuhan uang kuasi simpanan berjangka valas ini adalah yang pertama kali dalam tahun ini. Pada periode Januari-Juli, simpanan berjangka valas selalu terkontraksi.
Sebaliknya, simpanan berjangka rupiah terus terkontraksi dalam tiga bulan beruntun. Pada Agustus 2022, simpanan berjangka rupiah terkontraksi 0,6% atau lebih dalam dibandingkan Juli (-0,5%) ataupun Juni (-0,3%).
Sementara itu, tabungan valas naik 21% (yoy) pada Agustus 2022. Pertumbuhan ini meningkat dibandingkan 19,9% (yoy) pada Juli 2022. Sebaliknya, pertumbuhan tabungan rupiah melambat menjadi 11,6% (yoy) pada Agustus tahun ini. Pertumbuhan tabungan rupiah pada Juli masih mencapai 13,6% (yoy).
Secara nominal, tabungan simpanan giro valas meningkat menjadi Rp 560 triliun pada Agustus 2022. Nominal tersebut lebih tinggi dibandingkan pada Agustus 2021 yang tercatat Rp 441,1 triliun ataupun Juli 2022 yakni Rp 510,8 triliun.
Simpanan berjangka valas pada Agustus 2022 tercatat Rp 265,1 triliun atau meningkat dibandingkan Rp 222,9 triliun dan Rp 266,4 triliun.
Data Bank Indonesia juga menunjukkan penyaluran kredit pada Agustus 2022 atau tumbuh 10,3% (yoy), turun dibandingkan Juli yang tercatat 10,4% (yoy).
Perlambatan terjadi baik di kredit korporasi maupun perorangan. Kredit korporasi tumbuh 11,5% pada Agustus 2022, lebih rendah dibandingkan 10,4% (yoy) pada Juli.
Perlambatan kredit terjadi bak pada kredit modal kerja sementara kredit investasi dan kredit konsumsi naik. Kredit modal kerja tumbuh 11,9% (yoy) pada Agustus 2022, lebih rendah dibandingkan 12,9% (yoy) pada Juli.
Kredit investasi tumbuh 9,9% (yoy) atau meningkat dibandingkan pada Juli yang tercatat 9,5% (yoy). Pertumbuhan kredit investasi ditopang oleh industri pengolahan terutama industri minyak goreng, Pertumbuhan kredit konsumsi naik menjadi 8% pada Agustus 2022 atau naik dibandingkan tumbuh 7,5% (yoy) pada Juli. Kenaikan kredit ditopang oleh kredit pemilikan rumah dan kendaraan bermotor.
BI juga mencatat dana pihak ketiga (DPK) pada Agustus 2022 tercatat Rp 7.354,7 triliun, atau tumbuh 8,2% (yoy). Pertumbuhan ini melandai dibandingkan Juli yang tercatat 8,4% (yoy). Melandainya DPK terutama disebabkan oleh perlambatan tabungan sementara simpanan berjangka tumbuh setelah terkontraksi.
Pertumbuhan tabungan melambat menjadi 10,6% (yoy) pada Agustus sementara pada Juli tumbuh sebesar 11,9% (yoy). Simpanan berjangka tumbuh 0,1% (yoy) pada Agustus 2022, berbanding terbalik dengan kontraksi 0,4% (yoy) pada Juli 2022.