BeritaPerbankan – Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna mengatakan, pemerintah tengah menggodok skema sistem kredit cicilan rumah dengan tenor panjang hingga 35 tahun dengan bunga flat.
Melalui skema ini, harapannya bisa membuat KPR menjadi lebih efisien. Pihaknya sudah mematangkan skema yang nantinya akan diuji coba pada 2024, tahun depan. Langkah saat ini, Kementerian PUPR sedang berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan.
Dia mengatakan, skema serupa sudah dijalankan di Jepang dengan tenor panjang selama 35 tahun. Dia tengah membuka opsi dengan memulai dengan tenor 30 tahun, meski bisa pula diperpanjang menjadi 35 tahun.
“Tenornya berapa, kalau di Jepang 35 (tahun), kalau di kita itung-itungan masih 30, tapi nanti kita lihat apakah 35 itu memungkinkan, dan konsepnya sudah flat, kita sudah bicara ke bank penyalur, angkanya flat,” jelasnya.
Herry menjelaskan, program flat 35 ini merupakan salah satu modifikasi dari dari skema penyaluran rumah subsidi. Saat ini penyalurannya melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Bedanya, tenor cicilan kredit rumah yang menjadi lebih panjang hingga 35 tahun. Selanjutnya, besaran cicilannya pun ditetapkan dengan nominal yang sama hingga lunas. “Itu pilot di 2024 ini, dengan modified FLPP tadi sudah seperti itu konsepnya,” kata dia.
“Jadi dengan produk baru ini sudah fix, tinggal tenornya saja mau 35 atau 30, hari ini exercise kita di 30 tahun, tapi sebetulnya dibikin 35 juga tidak apa-apa, toh akan dievaluasi berdasarkan penerima manfaat,” pungkas Herry.