BeritaPerbankan – Siapa tak kenal dengan sandwich, makanan populer berupa roti lapis yang menghimpit daging, telur, sayuran dan saos yang lezat. Tapi kalau sandwich yang satu ini malah justru paling ditakuti banyak orang terutama orang dewasa yang baru memulai karir atau pekerjaan.
Adalah generasi sandwich. Istilah ini memang diambil dari makanan sandwich atau roti lapis. Generasi sandwich didefiniskan sebagai generasi orang dewasa yang harus menghidupi orangtua, dirinya sendiri dan anak.
Setidaknya terdapat tiga lapis dalam generasi sandwich yang menjadi tantangan besar bagi mereka yang harus bekerja keras menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan tiga generasi di keluarganya.
Lahirnya generasi sandwich tidak lepas dari kondisi finansial yang buruk dari generasi sebelumnya yang ‘diwariskan’ kepada generasi anaknya yang sudah menginjak usia dewasa.
Buruknya pengelolaan keuangan saat muda, tingkat konsumsi yang berlebihan, dalam arti melebihi kemampuan finansial sehingga uang yang dihasilkan selagi muda tidak bisa diinvestasikan ataupun ditabung untuk hari tua, menjadi biang kerok lahirnya generasi sandwich.
Akibatnya pada hari tua, para orangtua lanjut usia harus bergantung sepenuhnya kepada anak-anaknya. Generasi sandwich hanya berlaku apabila kondisi finansial anak dikategorikan terbatas.
Indikatornya dapat dilihat dari kesehatan finansial. Jika uang yang dihasilkan habis untuk memenuhi kebutuhan hidup tiga generasi, dengan catatan menerapkan gaya hidup sederhana, tidak cukup untuk menabung apalagi investasi.
Mereka yang menjalankan peran generasi sandwich ini seringkali sulit untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya.
Jika anda sedang menjalani peran sebagai generasi sandwich, jangan patah semangat anda pasti bisa melalui semuanya dengan baik.
Lalu bagaimana caranya agar kelak di hari tua tidak menjadi beban anak cucu kita. Hidup aman dan nyaman dengan memutus mata rantai generasi sandwich. Berikut ini beberapa tips yang bisa kita lakukan mulai dari sekarang!
1. Punya Catatan Keuangan
Penting untuk mencatat setiap pengeluaran sekecil apapun. Apalagi di era digital sekarang ini sangat mudah mencatat pengeluaran melalui aplikasi yang dapat diunduh di smartphone.
Pencatatan setiap uang yang masuk dan keluar memudahkan kita untuk melakukan analisa dan mencari solusi jika tujuan keuangan kita belum tercapai.
2. Punya Tabungan, Dana Darurat dan Pensiun
Mempersiapkan dana pensiun harus dilakukan selagi muda dan produktif. Buatlah rekening khusus dana pensiun. Siapkan juga dana darurat. Idealnya bagi mereka yang belum menikah dana darurat yang harus dimiliki setidaknya 3-6 bulan gaji per bulan. Sementara bagi yang sudah berkeluarga 6-12 bulan gaji.
Memiliki tabungan untuk berbagai keperluan juga sama pentingnya. Jangan khawatir menyimpan seluruh uang tersebut di bank karena dijamin LPS hingga Rp 2 miliar per nasabah per bank.
3. Tingkatkan Literasi Keuangan
LPS menyoroti masih rendahnya angka literasi keuangan yaitu 36 persen sementara tingkat inklusi keuangan sudah mencapai 76 persen. Maka tidak mengagetkan jika banyak masyarakat yang tertipu arisan online, investasi bodong dan lain sebagainya karena rendahnya kesadaran masayrakat untuk meningkatkan literasi keuangan.
Menambah ilmu soal keuangan dan investasi bisa dilakukan dengan mudah dan murah. Anda bisa menonton video para pakar keuangan dan investasi yang membagikan ilmu mereka secara gratis.
Anda juga bisa mengikuti seminar-seminar keuangan yang banyak digelar oleh kampus-kampus, lembaga keuangan maupun perusahaan.
4. Mencari Passive Income
Semakin banyak sumber income maka semakin besar peluang anda mempersiapkan hari tua dengan lebih nyaman dan aman karena lebih mudah untuk menabung, membeli aset ataupun berinvestasi.
Passive income bisa dimulai dari hal-hal kecil. Misalnya anda membeli sebuah kamera untuk disewakan. Lebih besar lagi anda bisa membangun rumah kontrakan atau kos-kosan di kawasan kampus perguruan tinggi.
Demikian tips yang bisa anda coba lakukan mulai dari sekarang untuk memutus rantai generasi sandwich agar anak-anak anda kelak tidak harus menanggung biaya kehidupan saat masa tua tiba.