BeritaPerbankan – Menawarkan layanan menonton film dan TV Show dimana saja, kapan saja asal terhubung dengan internet, sebanyak yang diinginkan, tanpa jeda iklan, konten yang beragam dan kualitas gambar yang bagus, membuat Netflix mendapat tempat istimewa di hati para penggemar konten hiburan.
Netflix sebagai jaringan televisi internet dunia semakin dikenal luas saat pandemi berlangsung pada awal tahun 2020. Tayangan film dan series yang tayang di Netflix kerapkali menuai decak kagum dari para pelanggan dan viral di media sosial.
Melihat begitu masif antusiasme masyarakat menonton tayangan Netflix, jadi penasaran bagaimana perjalanan Netflix yang awalnya menyewakan DVD film, hingga kini menjadi salah satu primadona layanan streaming video di dunia.
Lantas berapa keuntungan yang didapat Netflix seiring bertambahnya jumlah pelanggan dari seluruh penjuru dunia?
Awal Mula Berdirinya Netflix
Penyedia layanan media streaming digital, Netflix berdiri pada 29 Agustus 1997 di Scotts Valley, California, Amerika Serikat.
Didirikan oleh Marc Randolph dan Reed Hastings, Netflix pertama kali diluncurkan di situsnya pada tanggal 14 April 1998 dengan 30 orang karyawan. Saat itu Netflix memiliki koleksi 925 film yang disewakan secara online dengan tarif Rp. 40 ribu sekali sewa dengan ongkos kirim Rp. 20 ribu.
Pada bulan September 1999 Netflix mulai menawarkan konsep langganan bulanan. Model bisnis awal Netflix adalah penjualan dan rental DVD. Namun pada tahun 2008 Netflix lebih memilih fokus pada model penyewaan DVD film ketimbang menjualnya.
Pada tahun 2010 Netflix terus mengembangkan bisnis dengan menyediakan media streaming meski tetap mempertahankan bisnis awal penyewaan DVD dan Blue Ray.
Kanada menjadi negara pertama yang menjadi tujuan ekspansi bisnis Netflix di pasar Internasional. Pada tahun 2011 Netflix menyediakan layanan streaming di Kanada dan terus berkembang hingga sekarang.
Pada tahun 2012 layanan Netflix telah tersedia di 190 negara. Netflix menyediakan berbagai konten hiburan berupa film, TV show, drama series, dokumenter dari berbagai negara dengan beragam bahasa.
Sejak awal berdiri hingga sekarang Netflix masih mengandalkan konten dari berbagai rumah produksi di seluruh belahan dunia. Namun pada tahun 2013 Netflix mulai masuk dalam model industri produksi-konten.
Lilyhammer menjadi series pertama yang diproduksi sendiri oleh Netflix, yang dikenal dengan sebutan ‘Netflix Original’. Sementera itu series Money Heist season 4 menjadi original series yang paling banyak ditonton di Netflix dengan 65 juta tayangan.
Netflix sudah berhasil memproduksi 150 original series maupun film hingga tahun 2021. Jumlah pelanggan Netflix hingga tahun 2021 mencapai 200 juta pelanggan. Jumlah tersebut naik 30% dari data jumlah pelanggan tahun 2019.
Sumber Pendapatan Netflix
Berawal dari penjualan dan sewa DVD film, Netflix bergerak maju menjadi platform layanan streaming film dan TV show dengan 200 juta pelanggan pada tahun 2021.
Pandemi COVID-19 membawa berkah bagi Netflix, dimana pada tahun 2020 sebanyak 37 juta orang menjadi pelanggan berbayar baru Netflix.
Melonjaknya angka layanan streaming membuat Netflix untung besar pada tahun 2020 dengan mengantongi pendapatan sebesar US$ 25 miliar setara Rp 350 triliun (kurs Rp 14.030). Sementara mengutip dari BBC, Netflix mencatat laba sebesar US$ 2,8 miliar atau setara Rp. 39,3 triliun (kurs Rp 14.030).
Peningkatan jumlah pendapatan dan laba tersebut dipengaruhi oleh kenaikan biaya langganan bulanan di beberapa negara seperti Inggris dan Amerika Serikat.
Negara-negara di kawasan eropa menjadi lumbung pelanggan berbayar Netflix terbaru sepanjang tahun 2020. Hal itu dipengaruhi oleh langkah Netflix memperbanyak film dan series dari berbagai negara dan fasilitas alih bahasa yang lebih luas dan menjangkau orang-orang di seluruh dunia.
Untuk menarik banyak pengguna berbayar baru, Netflix bekerjasama dengan berbagai produser TV, film, dan dokumenter dengan model licensing agreement. Dalam perjanjian ini, produser bisa meminta Netflix untuk hanya menyediakan beberapa musim tayang dari TV–nya, begitu pula sebaliknya.
Untuk memperkaya kontennya, Netflix juga memproduksi sendiri berbagai judul film dan drama series di berbagai negara. Setidaknya sudah ada 150 judul ‘Netflix Original’ yang bisa dinikmati pelanggan.
Netflix original menjadi sumber pendapatan yang cukup menjanjikan bagi Netfilx lantaran seluruh hak tayang ada di tangan Netflix tanpa harus membayar royalti kepada pihak ketiga.
Untuk menekan ongkos operasional, Netflix juga memperbaharui sejumlah judul film dan series yang sedikit jumlah penontonnya dengan menghilangkan judul-judul tersebut dari daftar tontonan di Netflix. Maka Netflix tidak perlu membayar royalti terus menerus kepada pemilik film yang minim jumlah penontonnya.
Mendapat tempat istimewa di hati banyak orang, Netflix mulai melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada tanggal 29 Mei 2002 dengan menjual 5,5 juta sahamnya. Menurut laporan tahun 2021 saham Netflix naik menjadi 9%.
Laoran Laba Rugi Netflix
Dilansir dari Investopedia, meski menunjukan peningkatan jumlah pelanggan berbayar, Netflix justru mencatatkan laba rugi dimana earnings per share (EPS) Netflix hanya mendapat USD 1.57 dari ekspektasi USD1.65.
Laporan laba rugi Netflix turut dipengaruhi oleh menurunnya harga saham Netflix (NFLX) pada tahun 2019. Meski pada tahun 2020 Netflix mencatat peningkatan pendapatan, namun menurut para analis jumlah tersebut masih harus digunakan untuk menutupi kerugian pada tahun 2019.
Kultur berbagi akun menyumbang kerugian USD 135 Juta (sekitar Rp1,9 T). Gara-gara berbagi akun tersebut, jumlah pelanggan Netflix di Amerika Serikat turun drastis selama 10 tahun terakhir ini.
Kenaikan harga berlangganan serta kuantitas dan kualitas konten Netflix disinyalir menjadi penyebab penurunan jumlah pelanggan. Belum lagi Netflix harus bertempur dengan kompetitor besar seperti Disney+ dan Amazon Prime.
Pada tahun 2020 Netflix ketiban untung dengan penambahan jumlah pelanggan berbayar yang signifikan yaitu sebanyak 36 juta pelanggan baru.
Namun pada tahun 2021 sulit rasanya bagi Netflix mengulang kesuksesan tahun lalu. Pasalnya menjelang akhir tahun 2021 pertumbuhan jumlah pelanggan justru melambat.
Target menggaet pelanggan baru sebanyak 6 juta baru tercapai 4 juta pelanggan. Masih ada 3 bulan bagi Netflix memanfaatkan waktu agar targetnya tercapai. Eropa, Timir tengah dan Afrika menyumbang 1,8 juta pelanggan dari 4 juta pelanggan baru tahun 2021.
Kawasan Asia Pasifik mendatangkan 1,36 juta pelanggan baru, Amerika Serikat 450 ribu dan Kanada 360 ribu pelanggan baru.