BeritaPerbankan – Kolaborasi dua perusahaan raksasa teknologi dalam negeri Gojek dan Tokopedia disambut baik para investor. Gojek yang merupakan start-up decacorn yang bergerak di bidang transportasi, bersama Tokopedia start-up unicorn sekaligus e-commerce terbesar di Indonesia melakukan aksi korporasi merger dengan nama ‘GoTo’.
CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan setelah merger dengan Gojek, GoTo akan menjadi perusahaan terbuka yang bisa dimiliki oleh masyarakat. William menuturkan hal itu merupakan mimpi besarnya selama ini. Baik Tokopedia maupun Gojek kata Willam, kepemilikan saham per orangan tidak lebih dari 11 persen. Itu artinya peluang besar bagi siapapun yang ingin menjadi pemilik GoTo terbuka lebar.
Meski awalnya direncanakan GoTo akan melantai di bursa efek pada tahun 2021, namun realisasi aksi penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) kemungkinan baru akan terlaksana pada awal tahun 2022. Kabarnya Gojek dan Tokopedia akan menggalang modal sebelum IPO dengan melakukan pre-IPO. GoTo optimis dapat mengantongi dana sebesar US$ 2 miliar.
Kehadiran GoTo di bursa saham memang dinantikan para investor. GoTo digadang-gadang bakal jadi primadona di lantai bursa. Head of Research PT MNC Sekuritas Thendra Crisnanda menyampaikan asumsi valuasi GoTo setelah IPO sangat besar, yakni berkisar US$35 miliar-US$40 miliar, atau sekitar Rp420 triliun-Rp560 triliun (asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS).
Latar Belakang Merger Gojek dan Tokopedia
CEO William Tanuwijaya mengatakan bahwa merger GoTo terbilang unik. Sebab menurutnya, Tokopedia dan Gojek merupakan dua perusahaan dengan latar belakang yang berbeda. Gojek memiliki lebih dari 2 juta mitra, sementara Tokopedia memiliki setidaknya 10 juta UMKM. Kehadiran GoTo menurutnya bisa saling melengkapi.
“Kebanyakan bisnis yang bergabung biasanya konsolidasi. Bisnis yang sama mencari bisnis serupa terus bergabung menjadi satu. Artinya konsolidasi pasar untuk mencari efisiensi. Menariknya nih Gojek dan Tokopedia enggak melihat dunia seperti itu. Gojek dan Tokopedia sangat berbeda. Kita justru saling melengkapi,” ungkap William dalam Channel YouTube Podcast Deddy Corbuzier, Selasa (15/6/2021).
William mengatakan GoTo hadir memberikan solusi untuk permasalahan yang ada di masyarakat. Dia juga memiliki mimpi untuk menjadikan Tokopedia sebagai perusahaan terbuka yang bisa dimiliki oleh masyarakat.
William menyebutkan Tokopedia dan Gojek masing-masing menyumbang 1 persen bagi perekonomian nasional. Dia optimis kehadiran GoTo bisa memberikan kontribusi lebih untuk perekonomian nasional.
Rencana Bisnis GoTo
GoTo menjadi induk usaha dari tiga perusahaan yaitu Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial (GoPay). Lalu apa rencana GoTo kedepannya?
CEO Grup GoTo, Andre Soelistyo mengatakan pertama GoTo akan fokus menjadi perusahaan publik. Rencananya pada tahun 2021 GoTo akan mulai menyiapkan langkah IPO.
Kedua GoTo akan terus meningkatkan jumlah UMKM sebagai mitra GoTo. Hingga saat ini Tokopedia memiliki 10 juta mitra UMKM dan 100 juta pengguna aktif, sementara Gojek memiliki mitra driver setidaknya 2 juta orang dan 900 UMKM.
Yang ketiga, GoTo juga akan terus meningkatkan kualitas layanan. Setelah bergabungnya Gojek dan Tokopedia, itu artinya GoTo memiliki layanan mulai dari e-commerce, jasa pengiriman barang, pesan-antar makanan, transportasi dan layanan keuangan digital melalui GoPay.
Kampanye lingkungan juga diserukan GoTo bertajuk ‘Three Zeros: Zero Emissions, Zero Waste dan Zero Barriers atau nol emisi pada 2030′. GoTo berkomitmen untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan. GoTo juga akan membuat GoTransit, fitur untuk mengitung emisi karbon yakni GoGreener Carbon Offset.
Andre menerangkan, setelah IPO GoTo berkomitmen terus meningkatkan valuasi. Berdasarkan data CB Insight, valuasi GoTo berpotensi mencapai US$ 40 miliar.