BeritaPerbankan – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengumumkan bahwa sepanjang tahun 2022 tidak ada satupun bank yang dilikuidasi atau ditutup oleh otoritas pengawas.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan hal itu merupakan indikator bahwa kondisi perbankan nasional dalam keadaan sehat. Sebelumnya LPS sempat memprediksi akan ada 8 BPR yang dilikuidasi pada tahun 2022.
Namun dua bulan menjelang akhir tahun 2022 LPS mencatat kondisi industri perbankan semakin membaik dengan likuiditas yang sehat. Hal itu dorong oleh pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi covid-19 yang terus berlanjut.
“Setiap tahunnya, 6 sampai 7 BPR (Bank Perkreditan Rakyat) tutup (likuidasi), tapi tahun ini 0, artinya keadaannya membaik, itu BPR. Apalagi BPD (Bank Perkreditan Daerah), apalagi bank umum, keadaannya benar-benar membaik,” katanya usai Konferensi Pers terkait Seminar Internasional LPS di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Selain itu kebijakan yang dibuat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) turut berkontribusi terhadap kesehatan industri perbankan dan terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional mencapai level 5,7 persen.
“Kebijakannya sudah pas yang dibuat oleh KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan), kebijakan cukup di sistem, dan ekonominya tetap didorong untuk tumbuh di atas 5,7 persen,” katanya.
Meski tahun ini tidak ada bank yang dilikuidasi, akan tetapi LPS mencatat masih ada bank di sejumlah daerah yang memiliki kredit berisiko atau Loan at Risk (LAR) yang cukup tinggi, salah satunya di Bali.
Tingkat LAR perbankan di Bali tercatat mencapai 71 persen dari total kredit Rp 8 triliun. Hal itu merupakan dampak dari pandemi covid-19 yang membuat industri pariwisata terpuruk.
Seperti diketahui Bali sangat populer dengan pariwisatanya dan perekonomian Bali sangat bergantung pada industri pariwisata. LPS optimis dengan dibukanya kembali pintu pariwisata di Bali akan berdampak positif pada perekonomian dan kondisi keuangan perbankan.
“Bali kan daerah yang terpukul amat dalam karena ekonominya terutama dari pariwisata, tapi kan pariwisata mulai dibuka 2 bulan terakhir,” kata Purbaya.
Purbaya menambahkan pemulihan sektor pariwisata di Bali diprediksi akan terus meningkat seiring dengan agenda Presidensi G20 Indonesia yang digelar di Bali pada akhir tahun 2022, sehingga tingkat LAR akan ikut terpangkas sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Bali.
Meski demikian LPS mengklaim hingga saat ini belum ada indikasi adanya bank di Bali yang berpotensi dilikuidasi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sistem keuangan perbankan masih terpantau sehat.
Rasio alat likuid per non-core deposit (AL/NCD) tercatat di level 121,62 persen dan alat likuid per dana pihak ketiga (DPK) sebesar 27,35 persen jauh di atas ambang batas 10 persen.
Melihat kondisi perbankan yang terus membaik LPS optimis Indonesia tidak akan mengalami krisis tahun 2023. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 diproyeksikan mampu mencapai level 5 persen.
Kendati demikian LPS menyerukan agar tetap optimis dan waspada menghadapi gejolak ekonomi global di tahun depan tetap diperlukan agar dapat mengantisipasi segala kemungkinan terburuk.
LPS mengatakan akan terus memantau perkembangan kondisi ekonomi domestik dan global dalam menyusun strategi dan kebijakan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan perbankan.