BeritaPerbankan – Terdapat tiga bank dengan aset melampaui Rp 1.000 triliun seiring dengan melajunya bisnis perbankan di paruh pertama 2022. Bank apa saja yag masuk tiga besar itu?
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) secara konsolidasi berhasil keluar sebagai bank dengan aset paling besar mencapai Rp 1.786,70 triliun pada semester 1-2022. Nilai itu tumbuh 12,98% year on year (yoy) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.580,52 triliun di Juni 2022.
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang mencatatkan aset secara konsolidasi senilai Rp 1.652.83 triliun di paruh pertama 2022. Nilai itu tumbuh 6,4% yoy dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.553,83 triliun.
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di posisi ketiga dengan aset secara konsolidasi mencapai Rp 1.264,46 triliun di enam bulan pertama 2022. Nilai ini tumbuh 11,9% yoy dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.129,49 triliun.
Sedangkan bank lainnya, harus berupaya lebih keras lagi untuk bisa masuk ke liga bank dengan aset di atas Rp 1.000 triliun. Lantaran, baru ada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dengan aset Rp 946,49 triliun yang tumbuh 8,2% yoy dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 875,13 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan, pertumbuhan aset ditopang oleh melesatnya kredit 12,22% yoy menjadi Rp 1.138,31 triliun hingga juni 2022. Bahkan, ia mengklaim Bank Mandiri menjadi bank dengan penyaluran kredit terbesar di Indonesia. Selain itu, himpunan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri juga ikut tumbuh 12,76% yoy menjadi Rp 1.318,42 triliun. Pencapaian tersebut juga menjadikan Bank Mandiri dengan total DPK terbesar di industri perbankan Indonesia.
Selain itu, kinerja ini juga ditopang dengan kehadiran dua anak usaha Bank Mandiri yang bergerak di sektor perbankan, yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap). Anak perusahaan ini juga mengalami pertumbuhan kredit masing-masing 18,5% yoy dan 15,34% yoy.
Pertumbuhan aset akan meningkat, seiring Bank Mandiri telah merevisi pertumbuhan kredit dari 8% menjadi 11% di sepanjang 2022. Darmawan menyatakan ekonomi makro Indonesia masih kuat sehingga permintaan kredit akan terus meningkat hingga penghujung tahun.
Adapun Direktur Keuangan & Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menyatakan terdapat beberapa sektor yang akan menjadi penopang kredit hingga sisa tahun. Khusus untuk segmen wholesale akan datang dari food and beverage, manufaktur, konstruksi, perdagangan dan properti.
Sedangkan untuk segmen ritel, Bank Mandiri akan mengoptimalkan sektor kredit kecil menengah, payroll loan, dan kredit konsumsi. Bank Mandiri juga akan fokus pada sektor yang memiliki outlook positif beserta mengandalkan layanan Livin’ untuk segmen ritel dan platform Kopra untuk wholesale.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menyatakan peluang pertumbuhan aset bagi bank besar semakin terbuka di paruh kedua 2022. Lantaran bank besar banyak merevisi pertumbuhan kredit lebih tinggi.
“Dampaknya pada perekonomian sangat jelas dan besar. Karena, perbankan itu berkontribusi 80% sampai 90% terhadap pertumbuhan ekonomi. Ini akan memacu pertumbuhan ekonomi lewat penyaluran kredit,” paparnya pada Minggu (31/7).
Sebab, saat ini sudah banyak korporasi khusus manufaktur, makanan dan minuman sudah tumbuh cukup besar. Sektor lain, datang dari pelaku UMKM juga sudah mulai bergerak berinvestasi dan permintaan kredit modal kerja yang besar.
“Mereka membutuhkan perputaran pembiayaan. Kredit sindikasi juga agresif melakukan di daerah, di pusat sudah mulai jarang. Selain itu, bank besar ini menyasar hampir seluruh sektor,” tambahnya.
Melihat bank besar yang gencar memperbesar asetnya, Amin melihat bank-bank lainnya juga akan memacu untuk menyalurkan kredit. Sehingga, ini akan semakin berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia.