BeritaPerbankan- Bursa Efek Indonesia (BEI) diserbu antrean calon emiten yang akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Meski di tengah pandemi para calon emiten nampak percaya diri melantai di bursa efek.
Setidaknya ada sembilan calon emiten yang antre. PT. Geoprima Solusi Tbk (GPSO) dan PT. Indo Oil Perkasa Tbk (OILS) baru saja listing pada senin (6/9). Sementara itu PT. Hansur International Shipping Tbk (HAIS) sudah lebih dulu tercatat pada 1 September lalu.
Perusahaan lainnya yang siap IPO pada September ini adalah PT Idea Indonesia Akademi Tbk (IDEA) , PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA), Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK), PT GTS Internasional Tbk (GTSI), PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS) dan PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL).
Produsen semen merek Merah Putih, PT Cemindo Gemilang (CMNT) akan melepas 1.718.800.000 saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga Rp. 680/saham. CMNT diprediksi mampu menghimpun dana IPO sebesar Rp 1,16 triliun, yang mana merupakan penghimpun terbesar emiten yang akan melantai pada September ini.
Para investor dan trader menyambut antusias sejumlah perusahaan yang mulai melakukan penawaran umum saham perdana. Pasalnya saham IPO diyakini mampu mendatangkan return yang tinggi. Analis PT. Indo Premier Sekuritas, Mino mengatakan, kenaikan signifikan saham IPO kerap terjadi di awal-awal IPO. Profil perusahaan dengan prosepektus yang baik terutama dalam hal laporan keuangan dan tingkat permintaan yang tinggi menjadi salah faktor yang membuat calon emiten diminati calon investor sehingga mampu mengantongi modal yang cukup tinggi.
Lantas, apakah semua perusahaan yang melakukan IPO akan mendatangkan cuan ?
Kenali Karakteristik Perusahaan Berpotensi High Return
Mino mengingatkan para investor untuk memperhatikan hal-hal berikut ini sebelum membeli saham IPO jika ingin mendapatkan imbal hasil yang menguntungkan.
Investor perlu mencermati prospektus perusahaan, terutama terakit laporan keuangan. Indikator yang paling penting adalah pertumbuhan laba bersih setiap tahun calon emiten. Jika catatan laba bersih bermasalah, sebaiknya investor tidak mengambil resiko dengan membeli saham IPO perusahaan tersebut.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jumlah saham IPO yang diperdagangkan. Jika jumlah saham yang di-IPO-kan sedikit, maka potensi kenaikan harga saham di awal IPO semakin tinggi, bahkan bisa berlangsung lama. Karena permintaan dan penawaran yang tidak seimbang, ditambah profil dan reputasi perusahaan yang baik akan membuat saham perusahaan tersebut jadi incaran investor.
Mino menambahkan, saham-saham BUMN tercatat jarang mendatangkan high return yang signifikan di awal IPO. Jika anda ingin cepat cuan, sebaiknya memilih emiten non-BUMN.
Tips Berburu Saham IPO Biar Cuan
Saham IPO memang terkenal high risk high return. Investor bisa untung ribuan persen tapi bisa rugi hingga 70 persen. Kenali diri anda. Apakah anda termasuk high risk taker atau risk averse . Hal ini sangat penting dilakukan di awal, untuk menentukan langkah selanjutnya. Investor yang masuk kategori risk averse sebaiknya hindari membeli saham IPO perusahaan beresiko tinggi.
Kemudian tentukan jangka waktu investasi yang diinginkan. Investasi jangka panjang, menengah atau pendek. Tentukan target cuan yang ingin diperoleh. Jangan sampai kita terombang-ambing oleh gelombang pasar yang fluktuatif. Untuk memudahkan, investor bisa mengacu pada batas waktu satu tahun. Jika lama investasi anda lebih dari satu tahun maka termasuk kategori investasi jangka panjang.
Jika mode investasi sudah ditentukan. Selanjutnya adalah investor ingin long term investment atau trading jangka pendek. Kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kelebihan-Kekurangan Long Term Investment
Investasi jangka panjang dapat diartikan sebagai pembelian saham untuk jangka waktu yang panjang. Saham tidak diperjual-belikan dalam jangka waktu yang pendek. Investor atau pemodal berpotensi mendapatkan keuntungan dari dividen atau laba yang diberikan perusahaan kepada investor.
Resiko investasi jangka panjang relatif lebih rendah. Harga saham di pasaran sangat fluktuatif dalam jangka waktu yang pendek. Perusahaan dengan performa kinerja yang baik berpotensi memberikan persentase keuntungan yang lebih besar.
Memilih investasi jangka panjang, artinya investor harus meluangkan waktu untuk terus mencermati performa perusahaan, faktor-faktor internal dan eksternal yang bisa mempengaruhi kinerja dan reputasi perusahaan yang bisa berdampak pada penurunan harga saham. Investor jangan malas untuk membaca prospektus perusahaan terutama catatan laba bersih setiap tahunnya.
Kelebihan-Kekurangan Trading Jangka Pendek
Apabila anda senang dapat cuan dengan cepat, pendekatan trading cocok untuk anda. Trading sendiri dapat diartikan memperjualbelikan saham untuk keuntungan jangka pendek. Pelakunya disebut trader. Keuntungan bisa diperoleh dari fluktuasi harga saham di pasaran, namun lebih beresiko.
Pendekatan ini cocok bagi anda yang tidak masalah jika harus mengambil resiko tinggi karena harus cut loss jika harga saham turun. Sentimen pasar perlu anda cermati sebelum trading. Saham perusahaan digital relatif punya sentimen positif. Meski trading jangka pendek, anda juga harus memperhatikan aksi korporasi. Apakah modal yang kumpulkan untuk ekspansi bisnis atau justru membayar utang perusahaan.
Namun jika anda ingin melakukan kedua pendekatan di atas, sebaiknya anda memisahkan akun trading jangka pendek dan investasi jangka panjang.