BeritaPerbankan – Sejumlah bank melaporkan tren penurunan transaksi melalui mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) pada semester II 2021. Penurunan tersebut disebabkan oleh perubahan pola kebiasaan transaksi nasabah yang kekinian lebih banyak menggunakan mobile banking.
Penurunan jumlah transaksi di ATM salah satunya dialami oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang mencatatkan penurunan transaksi melalui mesin ATM per bulan hampir 4 juta transaksi.
Direktur Layanan dan Jaringan BNI, Ronny Venir mengatakan jumlah transaksi di ATM pada semester I 2021 mencapai 747,8 juta transaksi dengan jumlah transaksi per bulan sebanyak 124,6 juta.
Pada bulan Juli hingga November 2021 jumlah tersebut berkurang menjadi 605 juta transaksi dengan rata-rata transaksi per bulan mencapai 121 juta.
Ronny mengatakan penyebab turunnya jumlah transaksi via mesin ATM disebabkan oleh preferensi metode transaksi nasabah yang lebih banyak menggunakan mobile banking dan dompet digital yang dinilai lebih praktis, efektif dan aman.
Hal itu terlihat dari jumlah transaksi melalui mobile banking BNI yang mengalami tren peningkatan. BNI mencatat rata-rata jumlah transaksi via mobile banking pada bulan Juli-November naik 10,13% menjadi 37,4 juta transaksi per bulan yang mana pada semester I 2021 sebesar 33 juta transaksi.
“Pada bulan Juli-November 2021, transaksi rata-rata per bulan meningkat 10,13% menjadi 37,4 juta” kata Ronny, Jumat (17/12).
Meskipun transaksi melalui ATM mengalami tren penurunan namun BNI mengaku belum akan mengurangi jumlah mesin ATM.
BNI berencana mengganti mesin ATM lama yang belum didukung teknologi chip Europay, Mastercard, Visa (EMV) menjadi mesin ATM cash recycling machine (CRM).
Seperti diketahui kekinian bank mengeluarkan aturan migrasi ke kartu debit dan kredit berbasis chip sehingga perbankan mulai melakukan upgrade teknologi mesin ATM.
Penurunan transaksi di ATM juga dialami oleh Bank CIMB Niaga yang mencatat penurunan sebanyak 13% yoy. Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan nasabah CIMB lebih banyak menggunakan OctoMobile dan layanan digital untuk kebutuhan transaksi.
Lani menambahkan CIMB Niaga masih terus memantau kebutuhan nasabah terhadap keberadaan mesin ATM. Jika mengalami penurunan yang signifikan, Bank akan merelokasi mesin ATM ke lokasi lain atau mengurangi jumlah mesin ATM yang ada.
Merespon tren penurunan transaksi melalui mesin ATM sejumlah bank telah menyiapkan berbagai strategi.
Diantaranya melakukan promosi dan edukasi kepada nasabah bahwa transaksi layanan digital memiliki kelebihan dari sisi keamanan, praktis, mudah dan bisa dilakukan kapan pun di manapun.
Sementara itu Bank Mandiri memilih untuk meremajakan mesin ATM menjadi CRM untuk mengoptimalkan layanan digital perbankan.
Direktur Jaringan & Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto mengatakan Bank Mandiri akan merelokasi sejumlah mesin ATM/CRM ke titik lokasi yang strategis dan mudah dijangkau.
Lebih lanjut Aquarius mengatakan hingga akhir tahun 2021 jumlah transaksi di ATM masih dalam kondisi stabil yang didominasi oleh transaksi setor tunai dan tarik tunai.
Ia percaya transaksi via mesin ATM masih akan dibutuhkan terutama untuk setor tunai dan tarik tunai. Meski demikian Bank Mandiri dikatakan Aquarius akan terus mempromosikan transaksi non tunai melalui Livin’ by Mandiri dan QRIS.