Beritaperbankan – Unicorn atau startup dengan valuasi di atas USD 1 miliar diperkirakan bakal bermunculan pada 2022, mendatang. Anggota Steering Sommittee Indonesia Fintech Society (IFSoc), Rudiantara menjelaskan, fenomena kemunculan stratup baru merupakan kelanjutan dari perusahaan rintisan sebelumnya, misalnya Gojek, Tokopedia, J&T Ekspress, Bukalapak, Traveloka, Xendit, Ajaib, Onlinepajak, hingga OVO.
“Di tahun 2022 (unicorn-unicorn baru) masih akan bermunculan. Misalnya dari sektor fintech, edutech, atau bahkan healthtech,” kata Rudiantara saat konferensi pers, Kamis (9/12/2021).
Namun Rudiantara menekankan, pentingnya keunggulan hingga ketahanan model bisnis dari tumbuhnya unicorn-unicorn baru di Indonesia. Khususnya, inovasi dan strategi model bisnis. “Lalu apakah nanti masih akan pakai strategi bakar uang, atau sudah ada yang fokus pada aspek cashflow dan lain sebagainya,” kata dia.
Dia menilai strategi bisnis unicorn dengan melakukan metode ‘bakar uang’ saat ini perlahan ditinggalkan. Pasalnya, banyak perusahaan rintisan baru yang justru berlomba agar bisa meraup profit. “Karena kalau diamati, sekarang itu para investor sudah mulai fokus ke masalah cashflow,” papar dia.
Saat ini Indonesia memiliki delapan Unicorn yang bervaluasi di atas USD 1 miliar dan menduduki posisi kedua sebagai negara dengan unicorn terbanyak di ASEAN. Dimana, empat di antaranya baru muncul di tahun 2021 yakni J&T Express, Onlinepajak, Xendit dan Ajaib.
Selain itu langkah merger yang terjadi antara Gojek dan Tokopedia (GoTo) merupakan langkah strategis yang akan berdampak pada penguatan ekosistem digital. Hal itu seiring dengan IPO Bukalapak, yang disebut-sebut sebagai penggalangan dana terbesar dalam sejarah bursa dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai sebesar Rp21,9 triliun.
Sehingga ke depannya IPO dinilai akan menjadi alternatif diversifikasi dan penggalangan modal startup. Apalagi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah mengeluarkan aturan terkait kebijakan multiple voting share (MVS), yang akan berdampak positif sebagai upaya mengakomodir start up unicorn untuk bisa melakukan IPO di lantai bursa.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri RI atau Menlu Retno Marsudi menekankan, pentingnya ekonomi kreatif yang memainkan peran utama dalam meningkatkan mata pencaharian dan mengurangi kemiskinan. Selain itu teknologi digital yang berkembang cepat harus ditangkap sebagai potensi, dimana McKinsey berspekulasi bahwa setidaknya 10 unicorn lagi akan muncul.
“Pada saat yang sama, ekonomi digital juga berkembang. Di Indonesia hal ini tercermin dengan memiliki lebih dari 2.000 start-up, termasuk 5 unicorn dan satu decacorn. McKinsey bahkan berspekulasi bahwa setidaknya 10 unicorn lagi akan muncul dalam dekade berikutnya,” tutur Menlu Retno.