BeritaPerbankan – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sukses menggelar side event G20 bertajuk The 2nd IADI-APRC Study Visit and IDIC International Seminar di Nusa Dua Bali pada pekan lalu.
Usai gelaran seminar internasional, LPS mengajak para delegasi dari 27 negara untuk berkeliling melihat kemegahan KRI Bima Suci yang sedang bersandar di Pelabuhan Benoa, Bali.
Seluruh delegasi nampak begitu antusias menjelajahi kapal latih taruna akademi angkatan laut (AAL) yang memiliki dimensi 111 meter dan lebar 13,6 meter tersebut.
KRI Bima Suci merupakan kapal latih pengganti KRI Dewa Ruci. KRI Bima Suci memiliki dimensi dua kali lebih besar dibandingkan KRI Bima Ruci dan tentu saja sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas, radar yang lebih canggih dan dilengkapi peralatan teknologi yang mampu mengubah air laut menjadi air tawar sehingga para awak kapal dapat lebih nyaman saat berlayar mengarungi samudera.
Komandan KRI Bima Suci-945, Letkol Laut (P) Muhammad Sati Lubis mengaku senang bisa menyambut para tamu delegasi dari negara-negara sahabat.
Muhammad Sati Lubis mendukung penuh Presidensi G20 di Bali. Ia berharap para tamu dapat menikmati pengalaman tur di KRI Bima Suci.
Nama KRI Bima Suci, sambung Lubis, diambil dari tokoh pewayangan Bima yang dikenal gagah, berani, kokoh, kuat, jujur dan pantang menyerah. Karakteristik tersebut tergambar jelas di KRI Bima Suci yang begitu megah dan kokoh.
KRI Bima Suci merupakan kapal laut yang dibuat di Spanyol pada tahun 2016 dan resmi beroperasi di Indonesia pada 12 September 2017.
Lubis menjelaskan KRI Bima Suci memiliki tiga tujuan utama yaitu menjalankan misi diplomasi, mempromosikan budaya Indonesia dan tentu saja sebagai kapal latih taruna angkatan laut.
Agenda tur berkeliling KRI Bima Suci merupakan rangkaian farewell party bagi para delegasi sebelum meninggalkan Bali dan kembali ke negara masing-masing.
Dalam kesempatan itu para taruna memberikan penjelasan kepada para tamu. Delegasi dari Korea Selatan, Jamaika, Jerman dan lain sebagainya cukup antusias melihat gagahnya kapal latih para taruna itu.
Usai berkeliling, LPS mengajak para tamu bersama Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan serta Laksmana TNI (Purn) Marsetyo untuk menikmati makan malam dengan iringan musik kulintang dan penampilan spesial dari musisi dan komposer Dwiki Darmawan.
Kegiatan LPS dilanjutkan dengan penyerahan bantuan untuk revitalisasi Pura Sakenan dan Masjid As Syuhada yang merupakan dua rumah ibadah yang sudah berdiri sejak abad ke 10 dan 17.
“Kegiatan CSR ini akan terus bergulir dari tahun ke tahun, intinya LPS akan selalu siap mendukung daya tarik pariwisata di Bali, apalagi Pura Sakenan ini dibangun sejak abad ke 10 dan Masjid Assyuhada ini sudah ada sejak abad 17, ini menunjukkan di Bali sudah ada toleransi beragama di sini, kawasan ini merupakan simbol yang baik bagi toleransi beragama bangsa kita,” ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa.