BeritaPerbankan – Modus penipuan semakin beragam dan semakin canggih. Bagaimana tidak hanya dalam hitungan menit saja pelaku bisa mengambil alih data pribadi hingga saldo tabungan nasabah yang menjadi korban.
Kekinian penipuan dengan modus social engineering marak terjadi di tengah-tengah masyarakat. Apa itu modus social engineering?. Simak ulasannya berikut ini!
Praktik penipuan modus social engineering atau biasa disingkat ‘soceng’ kebanyakan menyasar nasabah bank. Pelaku soceng berusaha mengelabui korban untuk memperoleh informasi data pribadi atau akses yang diinginkan.
Pelaku kemudian akan menggunakan informasi data pribadi korban untuk mengambil alih akun, memindahkan saldo rekening nasabah dan menyalahgunakan data pribadi untuk kejahatan lainnya.
Untuk memperoleh data pribadi nasabah, pelaku soceng akan memperdayai pikiran korban dengan cara membuat korban panik, senang berlebihan seperti mendapatkan undian atau hadiah sehingga korban tanpa sadar mau melakukan seluruh perintah pelaku.
Media yang biasa digunakan pelaku cukup beragam, mulai dari SMS berhadiah dengan perintah mengklik ‘link’ yang ditautkan, menelepon korban dengan berpura-pura sebagai Customer Service bank, pesan whatsapp hingga mengirim email.
Pimpinan Cabang BRI Pattimura Semarang, Muhammad Nizar meminta masyarakat untuk waspada dan tidak mudah percaya saat menerima pesan Dalam bentuk apapun yang biasanya berisi informasi pemenang undian dan lain sebagainya.
Pelaku soceng akan mengumpulkan informasi data pribadi korban berupa username aplikasi, password, PIN kartu debit/kredit, MPIN, OTP, nomor kartu kredit, nomor kartu debit hingga nama ibu kandung serta informasi lainnya.
Nizar menhimbau nasabah untuk tidak memberikan informasi pribadi dan data perbankan kepada siapapun termasuk kepada oknum yang mengaku pihak bank.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat paling tidak ada empat jenis modus social engineering yang marak terjadi di masyarakat.
1. Informasi perubahan tarif transfer bank
Pelaku berpura-pura menjadi pegawai bank yang menginformasikan perubahan tarif transfer bank dan meminta nasabah mengklik tautan dan meminta PIN, OTP dan password.
2. Penawaran Nasabah Prioritas
Waspada jika anda dihubungi oknum yang menawarkan upgrade menjadi nasabah prioritas dengan iming-iming berbagai kemudahan dan hadiah. Pelaku akan meminta korban memberikan nomor kartu ATM, PIN, OTP, Nomor CVV/CVC, dan password.
3. Customer Service Palsu
Nasabah diimbau waspada dengan akun layanan konsumen palsu yang menawarkan menyelesaikan masalah nasabah dengan mengarahkan ke situs palsu yang nantinya pelaku akan mengumpulkan data pribadi nasabah untuk akses ke rekening nasabah.
4. Tawaran Menjadi Laku Pandai
Abaikan tawaran oknum yang mengaku dari pihak bank yang meminta password, PIN, OTP atau data pribadi lainnya. Pelaku menawarkan korban menjadi agen laku pandai tanpa syarat rumit dengan meminta transfer sejumlah uang untuk memperoleh mesin EDC.