BeritaPerbankan – PT Wijaya Karya Tbk. (Persero) atau WIKA dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI pada Rabu (10/7) mengungkapkan alasan utama di balik kerugian besar yang dialami oleh perusahaan konstruksi tersebut.
Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito, menjelaskan ada dua komponen utama, pertama adalah beban bunga yang cukup tinggi, dan kedua adalah beban lain-lain, termasuk kerugian dari PSBI atau proyek kereta cepat Whoosh yang tercatat sejak tahun 2022 dan setiap tahun cukup besar.
PSBI merupakan anak usaha dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI yang memiliki mayoritas saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebesar 60%. WIKA sendiri memegang 38% saham PSBI.
Sebagai informasi, WIKA mencatatkan kerugian sebesar Rp 7,12 triliun sepanjang tahun 2023. Kerugian bersih ini meningkat sebesar 11.860% dari kerugian Rp 59,59 miliar pada tahun 2022.
Agung menjelaskan bahwa WIKA telah menginvestasikan dana yang cukup besar untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, dengan penyertaan dana mencapai Rp 6,1 triliun dan dana yang masih dalam sengketa atau belum dibayar sekitar Rp 5,5 triliun, sehingga totalnya hampir mencapai Rp 12 triliun. Akibatnya, perusahaan harus mengumpulkan modal melalui penerbitan obligasi, yang akhirnya menambah beban keuangan.