BeritaPerbankan – Industri taksi otonom (robotaxi) menunjukkan pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir, memicu kekhawatiran akan hilangnya lapangan kerja bagi para pengemudi daring.
Perusahaan teknologi besar dari Amerika Serikat dan Tiongkok berlomba menciptakan layanan robotaxi, meskipun tantangan regulasi dan isu keselamatan masih menjadi hambatan utama.
Salah satu perusahaan yang sigap mengikuti perkembangan ini adalah Uber. Perusahaan transportasi online asal AS tersebut aktif menggandeng sejumlah mitra strategis untuk menghadirkan layanan robotaxi kepada konsumennya.
Uber telah menjalin kemitraan dengan beberapa produsen terkemuka, seperti Lucid, Waymo (anak perusahaan Alphabet/Google), serta perusahaan asal Tiongkok seperti Baidu, Pony.ai, WeRide, dan Momenta. Kolaborasi ini ditujukan untuk memperluas jangkauan pasar robotaxi, tidak hanya di wilayah Amerika Serikat, tetapi juga ke pasar global.
Pada masa lalunya, Uber sempat mengalami masa sulit ketika pertama kali memasuki bisnis kendaraan otonom. Memulai penjualan pertama divisi mobil tanpa pengemudi pada tahun 2020, namun naasnya terjadi insiden fatal pada 2018 yang melibatkan mobil otonom mereka dan menyebabkan korban jiwa.
Kini, Uber kembali menjajaki segmen kendaraan tanpa sopir dengan pendekatan berbeda, yaitu melalui kerja sama dengan perusahaan teknologi dari AS dan Tiongkok. Baru-baru ini, Uber mengumumkan perluasan layanan robotaxi ke Atlanta, setelah sebelumnya hadir di Austin, Texas. Layanan ini menggunakan mobil listrik Jaguar I-PACE yang dikendalikan sepenuhnya oleh sistem otomatis tanpa pengemudi.
Saat ini, sekitar 100 unit mobil Waymo telah beroperasi dalam platform Uber di Austin, dan sejumlah armada tambahan disiapkan untuk melayani wilayah Atlanta.
Sebagai catatan, Uber pernah beroperasi di Indonesia, namun ketatnya persaingan dengan perusahaan lokal dan regional menyebabkan Uber menutup layanannya di tanah air pada 2018. Seluruh bisnis transportasi online Uber di Asia Tenggara kemudian diakuisisi oleh Grab, perusahaan asal Singapura.
Meski demikian, secara global, Uber terus memperluas pengaruhnya. Langkah agresif Uber dalam mengembangkan robotaxi semakin mengancam eksistensi pengemudi online tradisional.