BeritaPerbankan – Menyimpan dana di bank memberikan rasa tenang bagi pemiliknya. Ini karena uang di bank tergolong likuid, artinya mudah dicairkan kapan saja jika dibutuhkan. Di tengah ketidakpastian ekonomi, ungkapan “cash is king” semakin sering diucapkan, menggambarkan kecenderungan masyarakat dan pelaku pasar untuk menyimpan aset dalam bentuk tunai atau setara kas.
Namun, apakah keputusan menyimpan uang sebanyak mungkin di rekening bank adalah langkah yang bijak? Berapa sebenarnya jumlah ideal yang perlu disimpan?
Sebagian besar pakar keuangan merekomendasikan agar jumlah uang di rekening cukup untuk memenuhi pengeluaran atau membayar tagihan selama satu bulan. Menyimpan uang terlalu banyak di tabungan justru dapat memicu risiko tertentu, seperti potensi penipuan, penurunan nilai akibat inflasi, atau kesalahan dalam proses transaksi.
Seorang perencana keuangan bersertifikat asal Pennsylvania bernama Jessica Goedtel, mengatakan bahwa tabungan di rekening bank umumnya tidak memiliki tingkat perlindungan yang sama seperti kartu kredit. Artinya, ketika rekening dibobol, kemungkinan dana dapat dikembalikan sangat kecil. Oleh sebab itu, menaruh uang tunai dalam jumlah besar di rekening tabungan sebaiknya dihindari.
Senada dengan itu, Gregory Guenther, penasihat pensiun bersertifikat dari New Jersey, menyarankan agar dana yang disimpan hanya cukup untuk kebutuhan satu hingga dua minggu. Menurutnya, jika terlalu sedikit, pengguna akan cemas setiap kali melakukan transaksi, sedangkan jika terlalu banyak, ada risiko kehilangan peluang investasi di instrumen lain yang menawarkan bunga lebih tinggi.
Jadi jumlah simpanan ideal sangat personal dan tergantung pada situasi masing-masing orang. Tujuannya adalah memiliki keseimbangan antara kenyamanan bertransaksi dan efisiensi keuangan, tanpa harus terus menerus mengecek saldo saat belanja kebutuhan pokok.
Memang, memiliki saldo mencukupi di rekening dapat membantu menghindari biaya administrasi bank yang kerap memberatkan. Namun, dana tersebut bukan pengganti dari tabungan darurat.
Dana darurat dirancang untuk menutupi kebutuhan mendesak yang tidak terduga, seperti biaya rumah sakit atau saat kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu, perencana keuangan menganjurkan untuk memisahkan dana darurat dalam rekening berbeda yang mudah diakses dan memiliki bunga tinggi, dengan jumlah setara tiga hingga enam bulan pengeluaran rutin sehingga dana Anda tetap aman dan siap digunakan kapan saja saat dibutuhkan tanpa risiko besar.